Sebelum memulai ceritaku perkenalkan namaku Rosit, aku bekerja sebagai karyawan sebuah Instansi yang mendapat tugas sebagai penanggung jawab IT di tempatku bekerja. Kisah ini terjadi pada tahun 1995 yaitu antara aku dan rekan kerjaku. Ia wanita yang berjilbab, lambat laun karena kita sering bertemu dan ngobrol bersama, akhirnyapun tanpa dapat kami hindari kami menjadi sepasang kekasih yang terlarang. Dia bernama Zafira, berusia 27 tahun, bersuami dan mempunyai seorang putri yang berusia 3 tahun.
Wajahnya manis khas orang jawa dengan tubuh yang berbalut baju longgar dan berjilbab lebar. Tutur katanya halus, lembut dan kalem membuat lawan bicaranya betah berlama-lama ngobrol dengannya. Walalupun Zafira selalu menjaga pandangan matanya apabila dia bicara dengan lawan bicaranya, terlebih kalau lawan bicaranya adalah kaum lelaki. Dia adalah rekan kerjaku yang baru ditempatkan di tempatku bekerja di kota Jatinangor sedangkankan rumahnya di Bandung bersama orangtuanya sehingga putrinya yang lucu tersebut diasuh oleh neneknya apabila dia bekerja, dan suaminyapun kerja di Bandung sebagai seorang konsultan konstruksi.
Awalnya perkenalan kami hanya sebatas rekan kerja dan aku tak berani macam-macam padanya karena dari jilbab yang dia gunakan menunjukkan bahwa Zafira adalah seorang wanita solehah yang sangat menjaga kehormatan dirinya. Sebenarnya akupun dari Bandung dan keluargaku ada di Bandung, tapi aku lebih sering tidur di kantor karena malas kalau harus tiap hari pulang pergi Bandung- Jatinangor. Pada bulan pertama Zafira bekerja masih menggunakan angkutan umum baik itu mikrolet ataupun bus untuk pulang pergi Bandung- Jatinangor. sehingga ia mempunyai beberapa kenalan yang bekerja di tempat lain tapi masih di Jatinangor dan rumah di Bandung sehingga Fitria dan beberapa temannya ikut menumpang kepada salah seorang temannya yang memiliki kendaraan pribadi dengan biaya bensin dibayar patungan.
Berhubung tempat kerja teman-temannya itu berbeda sehingga waktu pulangnya tidak bersamaan kebetulan di tempat kami waktu pulangnya adalah jam 2 siang sedangkan waktu pulang teman-temannya adalah jam 4 dan bahkan sampai jam ) 04.30 sore, maka Diapun harus menunggu di kantor kami selama satu atau satu setengah jam sampai teman-temannya menjemputnya pulang bersama. Inilah Awal cerita itu bermula.
Sambil menunggu teman-temannya datang menjemput biasanya aku temani Zafira sambil ngobrol ngalor ngidul mengisi waktu di sebuah ruangan yang biasa digunakan untuk rapat karyawan. Karena posisi jendela menghadap ke jalan raya sehingga jika teman-temannya datang dan membunyikan klakson mobil kami mengetahuinya. Ruangan rapat ini letaknya bersebelahan dengan ruangan kerjaku dan dari ruangan kerjaku ini ada pintu yang menghubungkan ke ruangan rapat. Isi obrolan biasanya adalah menceritakan kebahagiaan rumah tangga masing-masing, betapa dia sangat mencintai suami dan anaknya, demikian pula aku yang telah memiliki dua anak laki-laki yang lucu-lucu.
Tak jarang sambil menunggu teman-temannya Zafira menemaniku di ruang kerjaku ketika aku menyelesaikan tugas-tugasku. Pada suatu hari Zafira mengatakan bahwa suaminya ditugaskan di daerah Balikpapan, sehingga dimulailah hari-hari tanpa kehadiran suami di rumah. Tapi selama itu belum terjadi apa-apa diantara kami. Dan aku masih setia menemaninya menunggu teman-temannya datang menjemput.
Dan isi obrolan sudah bertambah dengan kerinduannya terhadap kehangatan pelukan suami pada saat kesendiriannya dimalam hari dan gairah dalam dirinya sedang muncul, tapi semua itu tetap Zafira sampaikan dalam bahasa yang santun, tidak binal apalagi menggoda. Dan semua kerinduan dan kegairahan dia tumpahkan pada suaminya setiap suaminya pulang sebulan sekali. Ketika kami sedang menunggu jemputan, Zafira bercerita bahwa teman seperjalanannya sudah berani berbicara yang isinya nyerempet-nyerempet ke arah yang berbau sex, misalnya menanyakan bagaimana menyalurkan kebutuhan biologisnya pada saat suaminya tidak ada, dan kadang-kadang dia suka cerita tentang ketidak puasan terhadap istrinya dan obrolan-obrolan lain kadang-kadang berisi rayuan, tapi masih dalam sebatas ucapan tidak dalam tindakan yang kurang ajar.
Hal ini dilakukan jika mereka hanya berdua sedangkan yang lain tidak ikut. Dan Zafra meminta pendapatku apa yang harus dilakukan. Kubilang “ ngga usah ditanggapi atau alihkan saja topik pembicaraan, nanti juga dia akan mengerti bahwa kamu tidak terpancing oleh obrolannya dan selama dia masih bertingkahlaku wajar tidak perlu dihentikan “, ini kesempatan pulang bareng. Zafira menerima saranku. Dari kejadian itu Fitria sering tukar pendapat dengan dalam berbagai hal dan dia merasa cocok ngobrol denganku, bahkan akhirnya dia sering juga cerita hal-hal pribadi rumah tangganya yang seharusnya tidak dia ceritakan ke orang lain dan akupun melakukan hal yang sama.
Sehingga akhirnya kami menjadi semakin dekat dan dalam diriku muncul kerinduan pada Zafira jika sehari saja tidak bertemu dengannya dan hal ini secara iseng pernah aku katakan padanya dan diapun menjawab bahwa diapun merasakan hal yang sama sehingga dia berkata padaku apakah yang dia rasakan ini salah. Dan aku meyakinkan padanya bahwa yang kami rasakan itu adalah rasa persahabatan yang semakin akrab dan suatu hal yang wajar jika diantara sahabat yang akrab muncul rasa rindu yang mendalam jika tidak bertemu dan Zafirapun menyetujui perkataankua.
Pada suatu hari, Ketika aku sedang mengerjakan tugas-tugas yang harus aku selesaikan di komputer, sambil menunggu teman-temannya datang, Fitria bertanya padaku, “ Sit, isi komputermu apa saja sih ? pasti banyak hal-hal yang berbau porno yach?” ujarnya kepadaku. “Biasa lah laki-laki…” jawabku kepadanya. Zafirapun tidak bertanya lebih lanjut. “ Sebenarnya ya fit, aku tidak begitu suka dengan gambar-gambar porno, aku lebih suka dengan cerita-cerita dewasa yang banyak terdapat di internet, bagiku menbaca cerita lebih cepat terangsang dibandingkan dengan melihat gambar gambar atau menonton film porno. Aku biasa mendownload cerita-cerita porno dari internet kemudian aku cetak dan aku baca di malam hari pada saat aku jauh dari istriku.
Dengan demikian berahiku akan tersalurkan.” Ujarku kepada zafira. Zafira memandangku dengan pandangan menyelidik dan berkomentar “ Wahhh… yang benar aja kamu sit ??hahaha “,jawabnya ambil tertawa. “ Sumpah deh fir ….wkwkwkwk ” jawabku sambil tertawa juga. Lalu kuambil sebuah cerita yang sudak kucetak rapih mirip sebuah novel dengan isi cerita yang tidak vulgar tetapi isinya sangat menghanyutkan dan sangat merangsangku sehingga aku tak bosan-bosan membacanya.
Dan kuserahkan padanya sambil berkata, “Kalau tak percaya…, nich baca ! tapi jangan dibaca disini, bahaya ntar, hhe… bawa pulang aja dan baca di rumah malam-malam sambil tiduran membayangkan suamimu” ujarku kepadanya. Dengan ragu dia memandangku… “Ayo… ambil aja, nggak ada yang tahu ini…lagi pula ini khan hanya bacaan dan nggak ada gambarnya pula..” ujarku sambil menyerahkan cerita dewasa itu. Akhirnya dengan ragu dan agak malu dia menerima cerpen itu dariku.
Pada esokkan harinya, setelah jam pulang kerja dengan tergesa-gesa Zafira menghampiriku seperti ada sesuatu yang dia tahan-tahan dan ingin segera ia Katakan padaku. “ Rosit…, bener katamu. Aku sampai nggak tahan menahan rangsangan akibat bacaan ini…..Wuihhh gila isinya merangsang banget “ katanya sambil malu-malu, maklum cewe berjilbab yang biasanya segala tingkahlakunya selalu dia kontrol. ” Kalau Zafira sampai sudah nggak tahan, ngapain atuh membacanya dirumah Fir , udah baca langsung aja di komputer, aku belum sempat mencetaknya…nich, lagi pula lumayan menghabiskan waktu satu jam menunggu dengan baca cerita..” ujarku kepadanya.
Karena Dia sudah sangat akrab denganku diapun setuju aja dan duduk di hadapan komputerku membaca cerita. Pada saat itu masih banyak orang yang belum bisa menggunakan komputer termasuk salah satunya adalah Zafira. “ Wan.. jangan jauh-jauh donk…beritahu bagaimana cara menggunakan mouse dan bagaimana cara memindahkan halaman demi halaman..” Ujarnya kepadaku. Maka dengan ragu-ragu aku berdiri tepat dibelakangnya memberi petunjuk. Karena Dia masih belum lancar menggunakan mouse akhirnya tanganku berada diatas tangannya yang memegang mouse dengan tujuan memberi petunjuk. Dag… didg…dug… Seerrrr… serasa aliran darahku mengalir cepat ketika tanganku menyentuh tangannya.
Halusnya tanganya. Zafira secara reflek menepis tanganku, tapi dia sadar bahwa tanganku tidak bermaksud kurang ajar, hanya membantu menggerakkan mouse dan melakukan klik atau drag. walaupun nampaknya dia merasa risih jika tangannya bersentuhan denganku. Dia mulai membaca cerita paragraf demi paragraf dan terlihat tidak risih lagi bersentuhan kulit tangan denganku bahkan kadang-kadang tangannya yang berada diatas tanganku. Akupun turut membaca cerita yang tertera di monitor.
Kebetulan cerita tersebut menceritakan kisah perselingkuhan yang kondisinya mirip dengan kondisi kami saat itu sehingga nampaknya Dia sudah mulai terangsang. Hal ini dapat kurasakan pegangan ke tanganku yang kurasa lain seperti mengelus-ngelus, kemudian kudengar deru napasnya yang terasa berat serta badannya sudah mulai berkeringat. Akupun sebenarnya mengalami hal yang sama, terangsang berat. Tapi bagaimana caranya dapat melakukan dengan Zafira yang aku hormati karena kealimannya.
Sebenarnya sejak dia sering curhat padaku, dihatiku sudah timbul rasa suka dan sayang padanya. Bukan rasa sayang sebagaimana layaknya sahabat tapi lebih dari itu rasa sayang terhadap seorang kekasih. Sering aku membayangkan betapa nikmatnya dapat tidur bersama dengannya.
Tapi bayangan itu selalu kutepis dan kujawab tak mungkin seorang cewe berjilbab melakukan perselingkuhan, apalagi sampai melakukan hubungan sex dengan orang lain selain dengan suaminya. Dan pada saat seperti ini, nampaknya keinginanku seperti diberi jalan. Ketika seolah-olah tanpa sengaja bibirku menempel kekepalanya yang terhalang oleh jilbab dia diam saja. Dan ketika pipiku kudekatkan ke pipinya seolah-olah ingin membaca tulisan yang terdapat dimonitor diapun diam saja dan ketika tangannya yang memegang mouse aku beri remasan lembut terlihat bahwa Zafira memejamkan mata seolah-olah menikmati dan angannya telah melayang akibat cerita yang sedang dibaca dan ia bayangkan.
“ Eghhhhh” tanpa sadar Zafira mengerang kecil disusul tarikan nafasnya yang sudah tidak stabil. Aku melihat Dia sudah mulai gelisah, terkadang bergerak kearah selangkangan dan terkadang bergerak ke arah buah dadanya yang terhalang oleh jilbab lebar dan baju longgar yang ia kenakan.
Aku mulai berpikir, ternyata yang Zafira katakan benar tentang rangsangan akibat membaca cerita porno pada dirinya sedemikian hebat sehingga membuat dia tidak bisa menguasai dirinya. Akupun yang sudah terangsang mulai memegang dan meremas tangan kirinya dan zafira memejamkan matanya.
Dengan berdebar-debar dan perasaan takut dimarahi. Akupu memberanikan diri untuk mencium pipinya dari belakang, dan ternyata dia tetap memejamkan matanya. Kesempatan bagus batinku. Dengan nekad akupun mulai gerakkan wajahku kehadapanya dan mencium bibirnya dengan lembut. Dia seperti yang kaget dan tetap diam. Aku terus mengulum bibirnya, sehingga akhirnya dengan napas memburu yang tak kusangka-sangka dia mulai membalas ciuman bibirku dengan hisapan dan jilatan yang penuh nafsu dengan mata tetap terpejam.
Hisapan dan jilatan serta permainan lidah yang disuguhkan olehnya sungguh luar biasa, aku tak menyangka cewe berjilbab lebar ini demikian hot dan lihai dalam berciuman. Atau memang benar bahwa sebenarnya mereka mempunyai nafsu yang besar yang mereka belenggu sehingga begitu terlepas jadi tak terkendali. Dan pada akhirnya kami sudah tidak memperhatikan monitor komputer lagi, tapi asyik dengan kenyataan bukan hanya ada dalam cerita. Kami berciuman sangat lama, hingga badanku terasa pegal karena terlalu lama membungkukkan badan. Aku tarik badan Zafira ke atasku agar dia berdiri dan aku pepetkan badanya kedinding di sebelah jendela sehingga mataku masih bisa memperhatikan keadaan di luar ruangan. Tanganku mulai meraba dan meremas buah dadanya dari luar bajunya. Nafsu Zafira semakin menggila, beberapa kali tanpa sadar dia mengerang kenikmatn. “uhhh …. ahhhhh.. eghhh..” erangnya.
Lalu tangankupun mulai menuju di selangkangannya yang terhalang oleh rok panjangnya. Zafirapun semakin mengeratkan pelukan padaku serta menghisap bibirku dalam-dalam dan terkadang mengigit kecil bibirku penuh gemas. Waktu itu terlihat olehku bahwa teman Zafira sudah datang menjemput dan berkeliling-keliling di sekitar kantorku mencari dia, Sedangkan temannya yang supir membunyikan tapi klakson sebagai tanda yang jemput telah datang. Sengaja tidak kuberitahu karena aku yakin Zafirapun tahu bahwa temannya telah datang tapi dia membiarkannya sambil memberikan tanda padaku untuk tidak bersuara.
Sehingga akhirnya teman Zafira kembali ke mobil dan meninggalkan kantorku. Setelah mereka pergi aku pergi menuju pintu ruang kerjaku untuk mengunci dari dalam sehingga aku bisa tenang bermesraan dengannya yang telah lama kunanti-nantikan. Akupun Kembali menghampiri dia yang masih berdiri bersandar didinding dekat jendela, kemudian aku memeluknya erat-erat sambil bibirku kembali mencari bibirnya dan kamipun kembali hanyut dalam ciuman yang sangat luar biasa penuh gairah dan nafsu berahi. Tangan kiriku mulai mencari-cari celah untuk bisa menyentuh dan meremas payudaranya secara langsung.
Akhirnya kutemui juga beberapa kancing yang terdapat dibalik jilbabnya yang lebar. Setelah berhasil, langsung tanganku menyelusup ke balik branya dan menyentuh serta meremas payudara Zafira dengan gemas. Zafira seperti mendesis dan mengerang tidak jelas yang menunjukkan dia sangat menikmati permainan ini. “eghhh…. Sssesssst… Ouuhhhh..” Erangngya. Tangan kananku mulai menarik rok panjang Zafira ke atas dan mengusap paha mulusnya yang selama ini dia tutupi dengan rok longgar dan panjang. Wow halusnya, batinku. Tanganku terus keatas ke selangkangannya dan mulai meraba bagian vagina dari luar cd-nya. Dan kurasakan cd tersebut sudah basah. Rupanya dia sudah sangat terangsang.
Tangan kananku mulai masuk ke balik cd Zafira dan merasakan kelembutan jembut yang ada disekitar lubang vagina Zafira. Mulai Ku mainkan jariku ke vaginanya secara terus menerus. Nampaknya dia sudah mulai hilang kendali, pinggulnya, secara spontan pinggulnyapun bergoyang-goyang tak teratur. Jari tengahku mulai memainkan klitorisnya. “ Enak sit ….. ahhh … ahhh… ahh…” ucapnya padaku. Lalu jari tengahku mulai masuk kedalam liang vagina yang sudah sangat basah. Ohhh baru kali ini aku merasakan lubang vagina yang benar-benar berbeda, batinku. Baru oleh jari tengahku saja aku bisa merasakan bedanya vagina Zafira dari vagina istriku.
Vagina Zafira seolah-olah berpasir, mirip lendir telur penyu, rasa butiran pasir tersebut seperti meraba dan mencari ujung-ujung saraf yang terdapat di jari tengahku ditambah lagi dengan kedutan-kedutan yang terus memijit jari tengahku tiada henti. Tak terbayangkan rasanya jika yang kumasukkan ke dalam vagina ini bukan jari tengahku melainkan penisku, tak terbayang nikmat rasanya sehingga membuat nafsuku semakin menggila. Dipuncak kenikmatan yang dirasakan oleh Zafira.
Dia mulai kehilangan kendali dengan terus mengerang. “ uhhhhh… Auuuu…auuuu… uhhhh.. emmmmp…. Eghhh … aduhh “ dengan suara yang semakin keras. Akupun takut dan berpikir apakah jariku menyakitinya, maka sejenak aku hentikan, Dan seketika pula kucabut jariku. Zafira menahannya dan membisikkan dengan suara mendesis dan terbata-bata, “Ja…ja..jangan berhenti sssittt, aku sedang dipuncak… please…ouwh…ouwh…ouwhhhhh…” kata dan erangnya kepadaku. Aku semakin khawatir saja kalau suaranya dapat didengar oleh pesuruh kantor yang kadang-kadang suka berkeliling. Maka kubisikan sesuatu kepasda Zafira, “ Zafira, jangan kenceng-kenceng mengerangnya, aku takut eranganmu terdengar orang lain, bisa berabe deh ntar.
Kita cari hotel saja di sekitar sini yok?” ucapku pada zafira. Dia memandangku dengan pandangan yang tak rela tapi dapat memahami kekhawatiranku dan mengangguk setuju. Maka kuhentikan kegiatanku dan dia merapihkan jilbab, baju dan roknya dengan tergesa-gesa seperti orang yang ketagihan sesuatu dan tak dapat ditahan. Sambil melihat kekiri dan kekanan dan bertingkah seperti tidak terjadi sesuatu, kami segera menuju motorku di tempat parkir dan segera keluar dari kantor. Tapi sebelumnya Zafira menuju ke ruangan telepon untuk memberitahu ibunya bahwa ia tidak bisa pulang dengan alasan ada pengarahan dari bupati di pendopo malam ini.
Untung tidak ada yang melihat, karena sebagian besar rekan kerjaku telah pulang tinggal beberapa orang saja yang belum pulang. Selama perjalanan diatas motor, tangan Zafira dengan liar meraba-raba disekitar selangkanganku dan terkadang meramas-remasnya dengan gemas namun lembut membuat diriku melayang-layang kenikmatan. Sekitar jam 5.30 sore kami telah tiba di hotel dan segera menuju resepsionis. Resepsionis tidak curiga pada kami karena melihat Zafira yang mengenakan jilbab yang lebar dengan baju longgar dan rok panjang. Dan mereka dengan yakin menganggap kami sebagai pasangan suami istri yang kemalaman di kota Sumedang. Karena pada saat itu waktu telah menunjukan Jam 5.30 sore.
Dan kami segera diberi kunci ruangan di lantai dua dengan balkon yang dapat melihat pemandangan alam Jatinangor yang indah. Begitu masuk kamar dan mengunci pintu, rupanya Zafira sudah tidak sabar lagi dan nampaknya nafsu birahinya yang meluap-luap di kantor tadi belum juga reda, sehingga langsung menyerangku yang masih dalam kedaan berdiri.. “ Rosit…ough…Sit…ough…” ucapnya dengan napas memburu langsung mencium bibirku dan menghisap bibirku dalam-dalam dengan penuh nafsu dan kenikmatan. Tangannya meraba-raba badanku dan mulai menbuka kancing bajuku satu persatu dan begitu terbuka langsung dia singkapkan bajuku dan jilati dagu, leher, menyusuri dadaku dengan lidahnya dan mempermainkan putting susuku dengan lidah dan bibirnya dengan cara dan rasa nikmat yang tak pernah kubayangkan.
Tak pernah kubayangkan seorang cewe berjilbab lebar dengan pakaian longgar yang menutupi seluruh tubuhnya dengan penuh nafsu birahi dan kenikmatan sedang memberikan kenikmatan kepadaku sedemikian hebatnya, membuat penis sangat tegang dan keras dibalik celanaku yang masih terpasang dengan lengkap. Akupun membuka bajuku yang sudah tak terkancing dan melemparkannya, kemudian tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu, setelah terbuka semua tampaklah sepasang gunung kembar yang sangat indah yang masih terbungkus BH kemudian kucari pengait BH tersebut dan kulepaskan sehingga nampak jelas bentuk Buah dada yang sangat indah yang tak terbungkus lagi. Buah dada cewe berjilbab ini luar biasa indahnya dengan kulitnya halus dan bersih.
Tanpa membuang waktu, tangan kananku langsung mempermainkan buah dada indah sebelah kiri miliknya dan terkadang kuplintir-plintir puting susunya sedangkan mulutku langsung menuju buah dada sebelah kanan dan menyedot serta memainkan lidahku diputingnya, “ Ahhhh…. ouuuuuh…Sit… ouuuuuuh… “ Zafira mengerang dan badannya melenting serta kepala tertengadah ke atas sehingga hampir kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Pada akhirnya aku mendorong dia ke arah tempat tidur sambil mulutku tetap diputing susu dan tangan kanan mempermainkan buah dada bagian kiri . Aku baringkan dia ke pinggir tempat tidur dengan posisi kepala di tengah dan kaki terjuntai di lantai. Dengan gemas dan penuh kenikmatan berahi tangan , bibir dan lidahku bermain-main di kedua buah dadanya. “ Eghhh.. ouwhh… Eghhhh… Sit ahhhhh…” erangan Zafira semakin keras. Tak terkendali. Kedua tanganku langsung menuju ke lingkar pinggang roknya, membuka kancing, sletting dan menarik roknya kebawah hingga lepas.
0 Response to "Nikmatnya Berhubungan Seks Dengan Wanita Berjilbab Longgar Rekan Kerja Ku"
Posting Komentar