Dilema Guru Berjilbab, Terpaksa Menikmati

Akhwat cantik berjilbab,kadang justru membikin penasaran dan punya daya tarik tersendiri.Apalagi apabila bertubuh montok,kadang tercetak jelas di balik kain jilbabnya.Ia cenderung alim, tetapi di balik semua itu ia tetaplah seorang wanita yang punya hasrat, nafsu, dan gejolak birahi yang siap menyerang kapanpun dan di manapun.


Bu Umi Faizah, bunda guru cantik sensual dan berjilbab, adalah guru bahasa inggris di sebuah SMU di xxx Penampilannya yang anggun, dengan tubuh padat berisi yang rutin terbungkus gamis panjang, mengenakan kerudung cantik, terus meningkatkan keanggunannya.

Sungguh anggun sosok akhwat berjilbab ini. Bu Umi berkulit kuning langsat bertampang Jawa, yang sangat cantik dan manis, dengan kulit putih bersih, tinggi badan kurang lebih 165 cm, potongan muka manis, agak memanjang dengan dibalut jilbab yang sangat menawan hati.

Di balik baju muslimnya..,tercetak tonjolan buahdadanya yang montok, sedangkan pinggangnya amat langsing dengan perut yang rata, pinggulnya serasi dengan pantatnya yang montok padat.Wow…indahnya….Walau berjilbab, saat berlangsung kain panjangnya tertiup angin …menampakkan cetakan tungkai pahanya dan kakinya terlihat panjang serasi dengan bentuk badannya..walau tertutup gamis panjang dan jilbab yang rapat, langkahnya terlihat sangat seksi dan gemulai.

Pembawaan Bu Umi dengan jilbabnya terlihat sangat kalem dan malu-malu. Faktor ini rupanya luar biasa perhatian Pak Prapto, sang kepala sekolah. Pak Prapto sangat terlihat dengan penampilan Bu Umi, sebab Bu Umi yang berusia 28 tahun, adalah seorang gadis yang sangat cantik,berjilbab anggun, alim dan sopan.

Sebagai akhwat berjilbab yang sopan dan alim Bu Umi agak risih juga terhadap Pak Prapto, sebab setiap kali Pak Prapto lewat depan ruangannya, Pak Prapto rutin melirik dan melempar senyum terhadap Bu Umi. Kalau kebetulan Bu Umi tidak menonton keluar, maka Pak Prapto bakal mendehem alias membikin gerakan-gerakan yang memunculkan suara, jadi Bu Umi bakal terpancing untuk menonton keluar. 

Agak ngeri juga menonton tampang Pak Prapto yang berewokan itu dengan badannya yang gelap dan tinggi besar. Bu Umi telah mempunyai pacar, yang orang Jawa juga dan badan pacarnya agak ceking dan tidak terlalu tinggi, tidak lebih lebih sama tingginya dengan Bu Umi.

Di sekolah tempat Bu Umi mengajar, setiap jam pulang sekolah, yaitu jam 13 para karyawan tergolong para guru dan staff pulang semuanya, kecuali guru yang bakal membimbing ekstra kurikuler.
Hari itu hari Kamis,Bu Umi bisa jatah membimbing ekstra kurikuler, hingga ia wajib menantikan dari jam 13 hingga jam 14.30. 

Dengan jilbab kerudung warna biru tua ,mengenakan baju panjang terusan berbahan kain halus yang jatuh, berwarna merah muda yang menggunakan kancing depan dari atas hingga batas perut,ia kelihatan teramat cantik dan manis, apalagi kulitnya yang putih kuning bersih.

Sebab terbukti telah jam pulang, suasana di lantai 2 sangat sepi, hanya ditunggui oleh satpam yang duduk di depan pintu luar dekat lift. Untuk menghapus lelah seusai sejak pagi mengajar,Bu Umi istirahat sambil makan makanan yang dibawanya dari rumah.

Tiba-tiba Pak Prapto melintas di depan ruangan dan terus menuju ke tahap ruangan sebelah barat. Pak Prapto memutar kunci pada pintu keluar yang tertutup. Seusai itu Pak Prapto kembali menuju ke ruangan Bu Umi . 

Dengan cara perlahan-lahan Pak Prapto mendekati ruangan Bu Umi, dan mengintip ke dalam. Bu guru berjilbab itu sedang berdandan membetulkan kerudungnya, merapikan gamis panjangnya yang mewah, menghadap ke cermin yang terbukti disediakan di ruangannya.

Mendengar suara pintu terkunci Bu Umi menoleh ke belakang dan, tiba-tiba mukanya menjadi pucat. berbalik sambil mengatakan,

“Pak, apa-apaan ini, kenapa kamu masuk ke ruangan saya dan mengunci pintunya?”, tapi Pak Prapto hanya memandang Bu Umi dengan tersenyum tanpa mengatakan apa-apa.
Bu Umi terus panik dan mengatakan,
“Harap kamu segera keluar alias saya bakal berteriak!”.
Tapi dengan kalem Pak Prapto mengatakan,
“silakan saja nona manis.., apabila kamu mau bikin skandal dan setiap orang di sekolah ini bakal menggosipkan kamu selama-lamanya”.

Mendengar itu Bu Umi yang pada dasarnya pemalu menjadi ngeri juga bakal dampaknya apabila ia berteriak. Bagaimana dirinya bakal menaruh mukanya di hadapan kawan-kawannya sekantor apabila terjadi skandal. Kala akhwat cantik berjilbab itu berada dalam keraguan, dengan cepat Pak Prapto berlangsung medekat ke arah Bu Umi. Sebab ruangan kerja yang sempit , begitu dirinya mundur untuk menghindar, dirinya langsung kepepet pada meja kerja yang berada di belakangnya. Apalagi dengan gamis panjangnya yang melilit tubuhnya, ia tidak bisa leluasa bergerak.

Dengan cepat kedua tangan Pak Prapto yang penuh dengan bulu tersebut memeluk badan Bu Guru berjilbab yang montok itu dan mendekapkan ke tubuhnya. Dalam sekejap badan bu Umi yang sangat halus dan ranum, telah sepenuhnya berada dalam pelukan lelaki tua itu.

Prapto memegang kedua lengan tahap atas Bu Umi dekat bahu, sambil mendorong badan Bu guru berjilbab itu hingga tersandar pada meja, Pak Prapto membawa badan Bu Umi dan mendudukkannya di atas meja kerja Bu Umi yang penuh buku-buku bahasa inggris itu. Kedua tangan Umi diletakan di belakang badan dan dipegang dengan tangan kirinya.

Dengan beringas Pak Prapto menciumi wajah cantik dan manis yang tetap mengenakan kerudung itu. Nampak Prapto semacam anjing kelaparan menyosor-nyosor wajah ayu Bu Umi, sementara akhwat cantik berjilbab itu hanya bisa meronta-ronta.

Tangan kanan Pak Prapto tiba-tiba turun kebagian bawah tubuh Bu Umi dan meraih ujung kain panjang di tahap bawah, sejurus kemudian diangkatnya baju panjang itu tinggi-tinggi hingga tersingkaplah apa yang selagi ini tersembunyi. Pak Prapto sukses menyaksikan akhwat itu dari ujung kaki, betis, hingga pangkal paha. Lalu tangannya meremas-remas bokong kenyal akhwat ayu itu.

Badan Pak Prapto dirapatkan diantara kedua kaki Bu Umi yang tergantung di tepi meja dan paha Pak Prapto yang sebelah kiri menekan rapat pada tepi meja jadi kedua paha Bu Umi terbuka. Ia sengaja tidak melepas gamis dan kerudung akhwat ayu itu. Ia ingin menyetubuhi akhwat itu dengan membiarkan gamis dan jilbabnya tetap terpakai. Ia merasakan sensasi yang luar biasa bercinta dengan akhwat cantik yang tetap tertutup jilbab dan gamis panjang muslimnya.

Tangan kiri Pak Prapto yang memegang kedua tangan akhwat berjilbab itu di belakang badan Bu Umi dan ditekankan pada pantat ke depan, jadi badan akhwat berjilbab yang sedang duduk di tepi meja, terdorong dan kemaluan Bu Umi melekat rapat pada paha sebelah kiri Pak Prapto yang berdiri menyamping.
Tangan kanan Pak Prapto yang leluasa dengan cepat mulai membuka kancing-kancing depan baju panjang terusan yang dikenakan Bu Umi sementara Bu Umi hanya bisa menggeliat-geliat.

“Jangan…,AAAAAAAAAAAHHHHH… jangan lakukan itu!, stoooppp…, stoopppp”, bakal tetapi Pak Prapto tetap melanjutkan aksinya itu.

Sebentar saja baju tahap depan Bu Umi telah terbuka hingga sebatas perut, jadi kelihatan teteknya yang montok itu ditutupi dengan BH yang berwarna putih bergerak naik turun mengikuti irama nafasnya. Tetek yang kuning dan kenyal itu seolah ingin lepas dari BH nya.Perutnya yang rata dan mulus itu terlihat sangat merangsang.

Dengan lincah tangan kanan Pak Prapto bergerak ke belakang badan Bu Umi dan membuka pengait BH . Kemudian Pak Prapto luar biasa ke atas BH Nu Umi hingga terpampang kedua tetek Bu Umi Faizah yang montok sangat mulus dengan putingnya yang coklat muda mencuat naik turun dengan cepat sebab nafas yang tidak teratur.

“Oooohh…, OOOOOOUUUUGGHHHH….ooohh…, jaanggaannn…, jaannnggaann!”.

Erangan akhwat cantik berjilbab itu tidak dipedulikan oleh pria tersebut, malah Prapto menyingkapkan kerudungnya hingga terlihat kupingnya mulut Pak Prapto mulai menciumi belakang telinga Bu Umi dan lidahnya bermain-main di dalam kuping bu guru berjilbab itu. Faktor ini memunculkan perasaan yang sangat geli, yang menyebabkan badan perempuan berjilbab itu menggeliat-geliat hingga tanpa terasa Umi Faizah mulai terangsang oleh permainan Pak Prapto ini.

Mulut Pak Prapto berpindah dan melumat bibir Bu Umi dengan ganas, lidahnya bergerak-gerak menerobos ke dalam mulut dan menggelitik-gelitik lidah Bu Umi.
“aahh…,AAAAAGGHHHHHH….UUHHH……AAAAAAAAAHHHHHHHHHH…… UOUUUUUEHHMMM hmm…, hhmm”, terdengar suara mengguman dari mulut Bu Umi yang tersumbat oleh mulut Pak Prapto.

Badan Bu Umi yang tadinya tegang mulai agak melemas, mulut Pak Prapto kini berpindah dan mulai menjilat-jilat dari dagu turun ke leher, kepala Bu Umi tertengadah ke atas dan badan tahap atasnya yang terlanjang melengkung ke depan, ke arah Pak Prapto, teteknya yang besar bulat kencang itu, seolah-olah menantang ke arah lelaki tua tersebut.

Pak Prapto langsung bereaksi, tangan kanannya memegangi tahap bawah tetek Bu Umi mulutnya menciumi dan mengisap-isap kedua puting itu dengan cara bergantian. Mulanya tetek yang sebelah kanan menjadi target mulut Pak Prapto. Tetek yang kenyal itu hampir masuk semuanya ke dalam mulut Pak Prapto yang mulai mengisap-isapnya dengan lahap. Lidahnya bermain-main pada puting hingga tetek Umi segera bereaksi menjadi keras. Terasa sesak nafas akhwat alim ini menerima permainan Pak Prapto yang lihai itu. Badan nya terasa makin lemas dan dari mulutnya terus terdengar erangan,

“Sssshh…, ssssshh..SSSSSHHHHHHHH……OOOOOHHHHH…AAUUUHH…, aahh…, aahh…, ssshh…, sssshh…, jangaann…, diiteeruussiinn”,

Mulut Pak Prapto terus berpindah-pindah dari tetek yang kiri, ke yang kanan, mengisap-isap dan mejilat-jilat kedua puting tetek akhwat itu dengan cara bergantian selagi tidak lebih lebih lima menit. Bu Umi Faizah guru cantik berjilbab itu saat ini sangatlah telah lemas menerima perlakuan ini. Matanya terpejam pasrah dan kedua putingnya telah sangatlah mengeras.

Dalam kondisi terlena itu tiba-tiba badannya tersentak, sebab dirinya merasakan tangan Pak Prapto mulai mengelus-elus pahanya yang terbuka sebab baju gamis panjangnya telah terangkat hingga pangkal pahanya. Bu Umi mencoba menggeliat, badan dan kedua kakinya digerak-gerakkan mencoba menghindari tangan lelaki tersebut beroperasi di pahanya, bakal tetapi sebab badan dan kedua tangannya terkunci oleh Pak Prapto, maka dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, yang hanya bisa dilakukan adalah hanya mengerang,

“Jaanngaannnn…, jaannngggannn…, diitteeerruusiin”, bakal tetapi suaranya terus lemah saja.

Menonton kondisi semacam itu, Pak Prapto yang telah berpengalaman, yakin bahwa akhwat ayu berjilbab ini telah berada dalam genggamannya. Aktivitas tangan Pak Prapto makin ditingkatkan, terus bermain-main di paha mulus akhwat itu dan dengan cara perlahan-lahan merambat ke atas. Tiba-tiba jarinya menyentuh bibir memek Bu Umi.

Segera badan akhwat itu tersentak ,
“aahh…, jaannggaan!”

Mula-mula hanya ujung jari telunjuk Pak Prapto yang mengelus-elus bibir memek Bu Umi yang tertutup celana dalam, bakal tetapi tidak lama kemudian tangan kanan Pak Prapto luar biasa celana dalam itu dan memaksanya lepas dari pantatnya dan meluncur keluar di antara kedua kaki Bu Guru berjilbab itu. Sesekali Pak Prapto membersihkan keringat yang membasahi tubuhnya ddengan kain gamis panjang yang kian kusut itu.

Bu Umi Faizah tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghindari lakukanan Pak Prapto ini. Kini dirinya dalam posisi duduk di atas meja dengan tidak menggunakan celana dalam dan kedua teteknya terbuka sebab BH-nya telah terangkat ke atas. Muka nya yang ayu terlihat merah merona dengan matanya yang terpejam sayu, sedangkan giginya terlihat menggigit bibir bawahnya yang bergetar.Prapto sangatlah terus bernafsu, menyaksikan akhwat ayu dengan jilbab dan baju gamis panjangnya itu saat ini telah ia nikmati memeknya. Ia merasakan sensasi yang luar biasa…bercinta dengan akhwat cantik yang tetap tertutup jilbab dan gamis panjang muslimnya.

Sebentar-sebentar Prapto menaikkan baju panjang warna merah muda yang kadang jatuh ke bawah menghalangi pandangannya menyaksikan memek akhwat berjilbab itu.Sementara Bu Umi hanya bisa menggelengkan kepala ke sana kemari menahan nikmat dan birahi yang melanda.

Menonton ekspresi muka akhwat cantik yang tetap menggunakan jilbab duduk mengangkang,kain gamisnya terangkat tinggi dan telah telanjang di tubuh tahap bawah ini.. yang tidak berdaya semacam itu, makin membangkitkan nafsu birahi lelaki tersebut. Pak. Prapto menonton ke arah jam yang berada di dinding, pada saat itu baru memperlihatkan pukul 13.30, berarti dirinya tetap punya waktu tidak lebih lebih satu jam untuk menuntaskan nafsunya itu. Pada saat itu Pak. Prapto telah yakin bahwa dirinya telah menguasai situasi, tinggal melakukan tembakan terbaru saja.

Tampa menyia-nyiakan waktu yang ada, Pak Prapto, dengan tetap mengunci kedua tangan Bu Umi, tangan kanannya mulai membuka kancing dan retsliting celananya, seusai itu dirinya melepaskan celana yang dikenakannya sekalian dengan celana dalam-nya. Pada saat celana dalam-nya terlepas, maka kontol Pak Prapto yang telah tegang sejak tadi itu seolah-olah terlonjak leluasa mengangguk-angguk dengan perkasa.

Pak Prapto agak merenggangkan badannya, hingga terlihat oleh Bu Umi kontol yang sedang mengangguk-angguk itu, badan akhwat berjilbab itu tiba-tiba menjadi tegang dan mukanya menjadi pucat, kedua matanya terbelalak menonton benda yang terletak diantara kedua paha lelaki Tua itu. Benda tersebut hitam besar kelihatan gemuk dengan urat yang melingkar…., sangat panjang…, hingga di atas pusar lelaki tersebut, dengan besarnya tidak lebih lebih 6 cm dan kepalanya berbentuk bulat lonjong semacam jamur. Tidak terasa dari mulut Bu guru berjilbab itu terdengar jeritan tertahan,

“Iiihh”, disertai badannya yang merinding.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dilema Guru Berjilbab, Terpaksa Menikmati"

Posting Komentar